Selasa,  05 April 2022

CERMINAN CINTA KEPADA TUHAN DALAM PUJIAN PENYEMBAHAN

 

RHEMA HARI INI

Mazmur 63:5 – Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu.

 

Ungkapan kerinduan Daud kepada Tuhan ketika ia berada di padang gurun Yehuda, tertuang dalam Mazmur 63.  Apa yang dikatakan Daud bukan sekedar lips service saja, tetapi ungkapan ini benar-benar keluar dari lubuk hatinya yang paling dalam.  Bagi Daud, kerinduannya kepada Tuhan tak ternilai harganya, tidak bisa diukur dengan materi atau kemewahan yang ia miliki.  Ia memenuhi pikirannya dengan ingatan bagaimana Allah menyertai dan memberkati nenek moyangnya saat perjalanan menuju Tanah Perjanjian.

Kapankah kita memuji-muji Tuhan?  Mungkin banyak dari kita yang akan menjawab:  saat ibadah di gereja.  Selain itu, kapan lagi kita memuji-muji Tuhan?  Apakah ketika mengalami mujizat dan pertolongan-Nya saja?  Bagaimana jika situasi-situasi yang kita alami tidak seperti yang diharapkan?  Masihkah puji-pujian keluar dari mulut kita?  Perhatikan Daud:  “Aku hendak memuji Tuhan pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku”  (Mzm. 34:2).  Padahal waktu itu Daud sedang menghadapi masalah yang berat, tetapi ia bertekad tetap memuji-muji Tuhan.  Frasa “pada segala waktu” berarti puji-pujian bagi Tuhan tidak tergantung situasi dan kondisi, atau tergantung suasana hati kita, tetapi memuji-muji Tuhan adalah wujud cinta kita kepada Tuhan.

Pujian yang keluar dari cinta dan kesetiaan kepada Tuhan tak mengenal batas waktu. Kapan pun kita bisa memuji Tuhan, karena Tuhan pun tidak pernah berhenti menolong kita. Seperti kata Daud, “Puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku.” Dengan kata lain, mulut Daud dipenuhi puji-pujian. Pujian dan penyembahan merupakan ungkapan cinta yang bergelora, sama seperti orang yang sedang jatuh cinta. Gelora cinta membuat pujian dan penyembahan sejati tidak dilakukan hanya sekali waktu saja. Pujian dan penyembahan yang terjadi karena cinta akan menjadi lebih intensif. Pun tidak dilakukan secara sembarangan atau serampangan. Pujian penyembahan yang didasari hati yang sungguh-sungguh mencintai Tuhan dan menyadari Dialah yang mencipta dan menyertai kehidupan kita, akan membuat hidup kita dipenuhi mujizat dari-Nya.

RENUNGAN

KESERIUSAN kita terhadap pujian dan penyembahan, menunjukkan SEBERAPA BESAR CINTA kita kepada Tuhan.

APLIKASI

  1. Bagaimanakah sikap Anda dalam pujian penyembahan selama ini?
  2. Mengapa besar cinta kita kepada Tuhan dapat tercermin dalam pujian penyembahan kita?
  3. Bagaimana Anda akan menyikapi pujian penyembahan mulai dari sekarang?

DOA UNTUK HARI INI

“Bapa yang baik, terima kasih atas kasih-Mu yang besar dan tuntunan-Mu yang ajaib dalam hidup kami. Ajari kami Tuhan, bagaimana kami dapat menyenangkan-Mu melalui pujian penyembahan kami, agar kami boleh menjadi penyembah-penyembah-Mu yang benar. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.”

BACAAN ALKITAB SETAHUN

Mazmur 123-125             1 Korintus 10:1-18